13 Okt 2017

GO SAMBA DI SDN 21 AMPENAN

Untuk mengembangkan sekolah menjadi sebuah organisasi pembelajaran, pada akhir tahun 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS adalah upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan.

GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Terobosan penting ini hendaknya melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Pelibatan orang tua peserta didik dan masyarakat juga menjadi komponen penting dalam GLS.
SD Negeri 21 Ampenan sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar merasa perlu merespon program pemerintah tersebut melalui program inovasi  dalam pengimplementasian GLS. Hal ini menjadi penting karena SD merupakan peletak dasar penumbuhan kemampuan literasi. Program inovasi yang dilaksanakan diberi nama GO SAMBA. Go Samba adalah akronim dari Gerakan Ayo Bersama-sama Membaca. Mengapa sekolah memilih nama ini?
Sekolah memandang bahwa arti dari gerakan itu adalah adanya sebuah keteraturan, sitem dan keberlanjutan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Perlu ada keterlibatan publik di dalamnya sebagai salah satu unsur yang harus ada. Gerakan literasi sekolah yang dibangun harus dapat memotivasi warga sekolah pada umumnya dan siswa pada khususnya untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan literasi. Sehingga pada akhirnya nanti, akan terwujud esosistem pendidikan yang baik bagi siswa untuk menjadi generasi  abad 21. Inilah alasan Go Samba diluncurkan di SDN 21 Ampenan sebagai bentuk upaya menyukseskan program nasional Gerakan Literasi Sekolah.
Dalam menerapkan Go Samba, sekolah mengoptimalkan peran perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan. Perpustakaan sekolah dinamakan Perpustakaan “Laskar Pesisir” karena sekolah kami memang berada di daerah pesisir. Perpustakaan  Laskar Pesisir memiliki sekitar 3.000 koleksi buku dengan 1.000 judul. Untuk memperlancar dan memudahkan  transaksi peminjaman dan pengembalian buku, perpustakaan telah dilengkapi dengan sistem komputerisasi yang benama E Library.Melalui aplikasi ini, semua data buku maupun anggota perpustakaan dapat dikelola dengan baik. Hasilnya setiap buku akan memiliki kode (barcode) dan setiap siswa akan memiliki kartu anggota perpustakaan.
 Dalam mengimplementasikan Gerakan Literasi Sekolah, siswa dapat menggunakan kartu kartu anggota untuk meminjam buku di perpustakaan. Untuk meminjam buku, ketika waktu istirahat siswa mengunjungi perpustakaan. Setelah memilih buku yang ingin dibaca, siswa dipersilakan mengantre untuk meminjam buku di petugas perpustakaan. Melalui kegiatan ini, siswa  dilatih untuk tertib dalam mengantre. Sebab setiap akan meminjam buku, siswa harus mengantre lebih dulu. Buku dapat dipinjam paling lama satu minggu. Jika siswa masih ingin meminjam buku, mereka dapat memperpanjang masa pinjam.
Teknis pelaksanaan 15 menit membaca diserahkan pada hasil musyawarah kelas. Dengan cara seperti ini, siswa dibiasakan untuk menyelesaikan masalah melalui musyawarah. Untuk kelas rendah, guru dapat mendongeng atau membacakan isi dari salah satu buku yang dipinjam siswa. Artinya guru pun harus memberi contoh untuk gemar membaca. Pada akhirnya siswa merasa bahwa kegiatan 15 menit membaca bukan perintah guru melainkan kesepakatan bersama.
Siswa dapat membaca buku di teras kelas atau dalam kelas sebelum mulai belajar atau waktu istirahat. Setiap selesai meminjam buku, siswa mendapat kartu baca. Pada kartu baca ini nanti mereka akan menuliskan nama, tanggal peminjaman, judul, pengarang, penerbit dan isi buku atau pesan menarik dari buku yang dibaca. Kartu baca ini harus ditandatangani oleh orang tua agar mereka juga mengetahui buku yang dibaca oleh anaknya.
Selain mengisi kartu baca laskar, siswa bergiliran secara berkala maju ke depan kelas menyampaikan isi buku yang dibaca dengan bimbingan guru. Melalui kegiatan ini, guru dapat menyisipkan pesan-pesan moral untuk menumbuhkan budi pekerti dan akhlak mulia siswa. Sementara untuk siswa kelas rendah, kegiatan literasi diisi guru dengan membacakan cerita. Siswa yang sudah lancar membaca bisa membaca buku sendiri.
Ada sesuatu yang unik dalam pelaksanaan kegiatan literasi di SDN 21 Ampenan.  Terisnpirasi dari kegiatan sepeda santai yang menarik minat peserta untuk berpartisipasi dengan menerapkan sistem kupon di mana peserta akan mendapat kupon jika mendaftar kegiatan. Kupon tersebut selanjutnya akan diundi untuk menentukan peserta yang akan mendapat hadiah. Namun tidak semua peserta berhak ikut undian. Hanya peserta yang mendaftar dan ikut bersepeda yang berhak. Cara tersebut kemudian diadopsi dalam implementasi GLS di SDN 21 Ampenan dengan menerapkan Kupon Baca Berhadiah. Kupon dibuat dari kertas bekas yang dipotong dengan ukuran sekitar 4cm2 dan diberi stempel perpustakaan. Ketika menerima kupon, siswa cukup menuiskan nomor anggota perpustakaannya pada kupon tersebut.
Kupon baca berhadiah ini sangat membantu dalam memotivasi siswa untuk membaca. Bukan hanya sekedar meminjam buku untuk mendapat kupon. Namun, siswa akan mendapat kupon ketika mengembalikan buku perpustakaan dengan menyertakan kartu baca yang telah terisi dan ditandatangani oleh orang tua. Kartu baca tersebut kemudian dipajang di papan pajangan  perpustakaan. Artinya, siswa tidak bisa hanya sekedar meminjam buku untuk mendapat kupon supaya nantinya mendapat hadiah.
Pengundian Kupon Baca Berhadiah dilakukan satu kali dalam sebulan yang dilakukan pada pekan pertama. Biasanya dilakukan pada hari sabtu pagi di halaman sekolah sebelum mulai belajar. Sepuluh orang siswa yang beruntung mendapat hadiah menarik dari Dompet Amal Sejahtera Ibnu Abbas Nusa Tenggara Barat (DASI NTB), lembaga ziswaf yang turut membantu menyukseskan GLS di SDN 21 Ampenan. Sebelum mendapat hadiah, siswa diharuskan untuk menceritakan secara singkat tentang isi buku yang dibaca sedangkan siswa yang lain harus memperhatikan. Sebab diakhir pengundian,semua siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan tentang buku yang dibaca oleh temannya. Siswa yang bisa menjawab akan mendapat hadiah
Dengan cara tersebut, setiap siswa mendapat kesempatan untuk mendapat hadiah dari kegiatan membaca yang mereka lakukan. Semakin sering membaca maka semakin banyak peluang untuk mendapat hadiah. Siswa pun menjadi semangat untuk membaca buku.
Selain menyemangati siswa untuk membaca, sekolah gencar untuk menambah koleksi buku. Untuk menambah koleksi buku di perpustakaan, sekolah menggandeng toko buku Gramedia dan Rumah Baca melalui Program Berbagi Sejuta Buku pada tahun 2016. Tambahan koleksi buku juga diterima dari mahasiswa Universistas Surabaya dalam rangka penelitian kegiatan literasi di SDN 21 Ampenan pada awal tahun 2017. Ke depan, sekolah akan terus mencari peluang-peluang untuk menyukseskan gerakan literasi sekolah ini, termasuk melaksanakan lomba literasi pada akhir semester.
Keberhasilan dari  Go Samba ini salah satunya dapat dilihat dari antusiasnya siswa untuk meminjam buku ketika waktu istirahat. Data yang diperoleh  dari aplikasi E Library yang digunakan mengolah transaksi perpustakaan menunjukkan  antusiasme siswa meminjam buku. Tahun pelajaran 2016-2017 dengan jumlah anggota aktif 180 orang, rata-rata peminjaman buku selama satu semester berada di kisaran 67 buku.
Ini semua adalah bentuk usaha sekolah dalam menciptakan ekosistem sekolah yang kondusif untuk meyukseskan implementasi Gerakan Literasi Sekolah. Dengan demikian, keberlanjutan kegiatan literasi akan terwujud sebagaimana prinsip literasi sekolah yang tertuang dalam Buku Saku GLS. Sebagai sebuah gerakan, Go Samba merangkul semua pihak untuk saing menguatkan dan mendukung. Agar Go Samba ini dapat diterapkan dan diadopsi oleh sekolah lain, maka video lengkap pelaksanaan kegiatan literasi sekolah di SDN 21 Ampenan dapat diakses melalui laman http://sdnduasatuampenan.blogspot.co.id/2016/04/gerakan-literasi-sekolah-di-sdn-21.html



DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Rosalin, Elin. 2008. Pemanfaatan Perpustakaan dan Sumber  Informasi. Badung: Karsa Mandiri Persada.

_____________. 2011. Manual Penggunaan E-Library. Bekasi: Kreasi Lebah Multimedia.
http://dikdas.kemdikbud.go.id/index.php/go-samba-di-sdn-21-ampenan/ (diakses tanggal 10 Oktober 2017)

3 komentar:

  1. Salam kenal Pak Samsul. Salam blogger....
    Kalau ada waktu, monggo singgah ke blog saya
    https://artikel-kependidikan.blogspot.co.id/

    BalasHapus
  2. Siap bu asih. Salam kenal... dan salam literasi

    BalasHapus
  3. Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    BalasHapus