Untuk mengembangkan sekolah menjadi sebuah organisasi
pembelajaran, pada akhir tahun 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS adalah upaya menyeluruh yang
melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan
masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan.
GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana
dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015.
Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca
buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan
untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan
membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi
nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang
disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Terobosan penting ini hendaknya melibatkan semua pemangku
kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Pelibatan orang tua peserta didik dan
masyarakat juga menjadi komponen penting dalam GLS.
SD Negeri 21 Ampenan sebagai salah satu lembaga pendidikan
dasar merasa perlu merespon program pemerintah tersebut melalui program
inovasi dalam pengimplementasian GLS.
Hal ini menjadi penting karena SD merupakan peletak dasar penumbuhan kemampuan
literasi. Program inovasi yang dilaksanakan diberi nama GO SAMBA. Go
Samba adalah akronim dari Gerakan Ayo Bersama-sama Membaca. Mengapa sekolah
memilih nama ini?
Sekolah memandang bahwa arti dari
gerakan itu adalah adanya sebuah keteraturan, sitem dan keberlanjutan dalam
melaksanakan suatu kegiatan. Perlu ada keterlibatan publik di dalamnya sebagai
salah satu unsur yang harus ada. Gerakan literasi sekolah yang dibangun harus
dapat memotivasi warga sekolah pada umumnya dan siswa pada khususnya untuk
menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan literasi. Sehingga pada akhirnya nanti,
akan terwujud esosistem pendidikan yang baik bagi siswa untuk menjadi
generasi abad 21. Inilah alasan Go Samba
diluncurkan di SDN 21 Ampenan sebagai bentuk upaya menyukseskan program
nasional Gerakan Literasi Sekolah.
Dalam menerapkan Go Samba, sekolah mengoptimalkan
peran perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan. Perpustakaan sekolah dinamakan Perpustakaan “Laskar
Pesisir” karena sekolah kami memang berada di daerah pesisir. Perpustakaan Laskar
Pesisir memiliki sekitar 3.000 koleksi buku dengan 1.000 judul. Untuk
memperlancar dan memudahkan transaksi
peminjaman dan pengembalian buku, perpustakaan telah dilengkapi dengan sistem
komputerisasi yang benama E Library.Melalui
aplikasi ini, semua data buku maupun anggota perpustakaan dapat dikelola dengan
baik. Hasilnya setiap buku akan memiliki kode (barcode) dan setiap siswa akan memiliki kartu anggota perpustakaan.
Dalam
mengimplementasikan Gerakan Literasi Sekolah, siswa dapat menggunakan kartu
kartu anggota untuk meminjam buku di perpustakaan. Untuk meminjam buku, ketika
waktu istirahat siswa mengunjungi perpustakaan. Setelah memilih buku yang ingin
dibaca, siswa dipersilakan mengantre untuk meminjam buku di petugas
perpustakaan. Melalui kegiatan ini, siswa
dilatih untuk tertib dalam mengantre. Sebab setiap akan meminjam buku,
siswa harus mengantre lebih dulu. Buku dapat dipinjam paling lama satu minggu.
Jika siswa masih ingin meminjam buku, mereka dapat memperpanjang masa pinjam.
Teknis pelaksanaan 15 menit membaca
diserahkan pada hasil musyawarah kelas. Dengan cara seperti ini, siswa
dibiasakan untuk menyelesaikan masalah melalui musyawarah. Untuk kelas rendah,
guru dapat mendongeng atau membacakan isi dari salah satu buku yang dipinjam
siswa. Artinya guru pun harus memberi contoh untuk gemar membaca. Pada akhirnya
siswa merasa bahwa kegiatan 15 menit membaca bukan perintah guru melainkan
kesepakatan bersama.
Siswa dapat membaca buku di teras kelas
atau dalam kelas sebelum mulai belajar atau waktu istirahat. Setiap selesai
meminjam buku, siswa mendapat kartu baca. Pada kartu baca ini nanti mereka akan
menuliskan nama, tanggal peminjaman, judul, pengarang, penerbit dan isi buku
atau pesan menarik dari buku yang dibaca. Kartu baca ini harus ditandatangani
oleh orang tua agar mereka juga mengetahui buku yang dibaca oleh anaknya.
Selain mengisi kartu baca laskar, siswa
bergiliran secara berkala maju ke depan kelas menyampaikan isi buku yang dibaca
dengan bimbingan guru. Melalui kegiatan ini, guru dapat menyisipkan pesan-pesan
moral untuk menumbuhkan budi pekerti dan akhlak mulia siswa. Sementara untuk
siswa kelas rendah, kegiatan literasi diisi guru dengan membacakan cerita.
Siswa yang sudah lancar membaca bisa membaca buku sendiri.
Ada sesuatu yang unik dalam pelaksanaan
kegiatan literasi di SDN 21 Ampenan. Terisnpirasi
dari kegiatan sepeda santai yang menarik minat peserta untuk berpartisipasi
dengan menerapkan sistem kupon di mana peserta akan mendapat kupon jika
mendaftar kegiatan. Kupon tersebut selanjutnya akan diundi untuk menentukan
peserta yang akan mendapat hadiah. Namun tidak semua peserta berhak ikut
undian. Hanya peserta yang mendaftar dan ikut bersepeda yang berhak. Cara
tersebut kemudian diadopsi dalam implementasi GLS di SDN 21 Ampenan dengan
menerapkan Kupon Baca Berhadiah. Kupon dibuat dari kertas bekas yang dipotong
dengan ukuran sekitar 4cm2 dan diberi stempel perpustakaan. Ketika
menerima kupon, siswa cukup menuiskan nomor anggota perpustakaannya pada kupon
tersebut.
Kupon baca berhadiah ini sangat membantu
dalam memotivasi siswa untuk membaca. Bukan hanya sekedar meminjam buku untuk
mendapat kupon. Namun, siswa akan mendapat kupon ketika mengembalikan buku
perpustakaan dengan menyertakan kartu baca yang telah terisi dan ditandatangani
oleh orang tua. Kartu baca
tersebut kemudian dipajang di papan pajangan
perpustakaan. Artinya, siswa tidak bisa hanya
sekedar meminjam buku untuk mendapat kupon supaya nantinya mendapat hadiah.
Pengundian Kupon Baca Berhadiah dilakukan
satu kali dalam sebulan yang dilakukan pada pekan pertama. Biasanya dilakukan
pada hari sabtu pagi di halaman sekolah sebelum mulai belajar. Sepuluh orang
siswa yang beruntung mendapat hadiah menarik dari Dompet Amal Sejahtera Ibnu
Abbas Nusa Tenggara Barat
(DASI NTB), lembaga ziswaf yang
turut membantu menyukseskan GLS di SDN 21 Ampenan. Sebelum mendapat hadiah,
siswa diharuskan untuk menceritakan secara singkat tentang isi buku yang dibaca
sedangkan siswa yang lain harus memperhatikan. Sebab diakhir pengundian,semua
siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan tentang buku yang dibaca oleh
temannya. Siswa yang bisa menjawab akan mendapat hadiah
Dengan cara tersebut, setiap siswa
mendapat kesempatan untuk mendapat hadiah dari kegiatan membaca yang mereka
lakukan. Semakin sering membaca maka semakin banyak peluang untuk mendapat
hadiah. Siswa pun menjadi semangat untuk membaca buku.
Selain menyemangati siswa untuk membaca,
sekolah gencar untuk menambah koleksi buku. Untuk menambah koleksi buku di
perpustakaan, sekolah menggandeng toko buku Gramedia dan Rumah Baca
melalui Program Berbagi Sejuta Buku pada tahun 2016. Tambahan koleksi buku juga
diterima dari mahasiswa Universistas Surabaya dalam rangka penelitian kegiatan
literasi di SDN 21 Ampenan pada awal tahun 2017. Ke depan, sekolah akan terus
mencari peluang-peluang untuk menyukseskan gerakan literasi sekolah ini,
termasuk melaksanakan lomba literasi pada akhir semester.
Keberhasilan dari Go Samba ini salah satunya dapat dilihat dari
antusiasnya siswa untuk meminjam buku ketika waktu istirahat. Data yang
diperoleh dari aplikasi E Library yang digunakan mengolah
transaksi perpustakaan menunjukkan
antusiasme siswa meminjam buku. Tahun
pelajaran 2016-2017 dengan jumlah anggota aktif 180 orang, rata-rata peminjaman buku selama
satu semester berada di kisaran 6
– 7 buku.
Ini semua adalah bentuk usaha sekolah
dalam menciptakan ekosistem sekolah yang kondusif untuk meyukseskan
implementasi Gerakan Literasi Sekolah. Dengan demikian, keberlanjutan kegiatan literasi
akan terwujud sebagaimana prinsip literasi sekolah yang tertuang dalam Buku
Saku GLS. Sebagai sebuah gerakan, Go Samba merangkul semua pihak untuk saing
menguatkan dan mendukung. Agar Go Samba ini dapat diterapkan dan diadopsi oleh
sekolah lain, maka video lengkap pelaksanaan kegiatan literasi sekolah di SDN
21 Ampenan dapat diakses melalui laman http://sdnduasatuampenan.blogspot.co.id/2016/04/gerakan-literasi-sekolah-di-sdn-21.html
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2016. Desain
Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2016. Panduan Gerakan
Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen.
Rosalin, Elin. 2008. Pemanfaatan Perpustakaan dan Sumber Informasi. Badung: Karsa Mandiri Persada.
_____________. 2011. Manual Penggunaan E-Library. Bekasi:
Kreasi Lebah Multimedia.
http://dikdas.kemdikbud.go.id/index.php/go-samba-di-sdn-21-ampenan/
(diakses tanggal 10 Oktober 2017)
Salam kenal Pak Samsul. Salam blogger....
BalasHapusKalau ada waktu, monggo singgah ke blog saya
https://artikel-kependidikan.blogspot.co.id/
Siap bu asih. Salam kenal... dan salam literasi
BalasHapusBosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
BalasHapushanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)